Pembangunan perkebunan kelapa sawit bertujuan untuk menghilangkan kemiskinan dan keterbelakangan khususnya di daerah pedesaan, di samping itu juga memperhatikan pemerataan. Pembangunan pertanian yang berbasis perkebunan dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat sehingga terjadi suatu perubahan dalam pola hidup masyarakat di sekitarnya. Dari sisi lain keberhasilan pembangunan perkebunan yang berbasis agribisnis kelapa sawit diharapkan dapat mengurangi ketimpangan pendapatan antar golongan masyarakat maupun antar daerah.
Provinsi Jambi memiliki luas areal perkebunan kelapa sawit sebesar 689.966 hektar dengan produksi sebanyak 1,6 juta ton per tahun. Berdasarkan luas areal tersebut 42 persen pengusahaan perkebunan kelapa sawit di provinsi Jambi dikelola oleh petani swadaya atau tidak terintegrasi dengan perkebunan plasma yang tersebar di 8 kabupaten di provinsi Jambi. Kontribusi komoditas kelapa sawit sendiri untuk sektor perkebunan tahun 2017 mencapai Rp. 3.391.17 8.313.
Petani swadaya dalam pengelolaan perkebunannya masih dihadapkan dengan berbagai permasalahan yang mendasar seperti produktivitas serta harga sawit yang terus menerus. Penurunan produktivitas ini terjadi akibat berbagai factor mulai dari bibit dan pupuk yang kurang baik, minimnya pengetahuan petani terhadap pemanfaaatan teknologi dan permasalahan fundamental seperti sulitnya sulitnya petani memperoleh legalitas atas lahan mereka. Permasalahan tersebut diperparah dengan stigma negative yang melekat pada kelapa sawit Indonesia sebagai produk yang dihasilkan dari praktik yang tidak berkelanjutan. Kedepan diperlukan adanya satu komitmen bersama untuk membantu petani swadaya kelapa sawit menuju perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan. Perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan sebaiknya didukung oleh percepatan peremajaan kelapa sawit, mengingat sektor pertanian sub sektor perkebunan ini merupakan andalan perekonomian Provinsi Jambi, karena lebih kurang dari 211.000 kepala keluarga petani bergantung pada perkebunan kelapa sawit. Tahun 2018 Provinsi Jambi melakukan peremajaan seluas kurang lebih 15 ribu hektar atau di enam kabupaten yaitu Muaro Jambi, Batanghari, Tanjung Jabung Barat, Merangin, dan Tebo. Percepatan peremajaan kelapa sawit harus segera diwujudkan, karena bila tidak sgera dilakukan akan berdampak negatif terhadap perekonomian di Provinsi Jambi.
Untuk itu, maka CSSPO Universitas Jambi mengadakan Seminar Nasional dengan tema “Percepatan Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat Menuju Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan” yang bertujuan untuk:
- Mendiskusikan Proses Percepatan Peremajaan kelapa Sawit Rakyat menuju perkebunan kelapa sawit berkelanjutan
- Mendiseminasikan hasil-hasil kajian literatur dan penelitian bidang teknik dan budidaya pertanian, Lingkungan, dan sosial ekonomi komoditas kelapa sawit.
Seminar Nasional ini diisi dengan Keynote Speaker yang pakar dibidangnya, yaitu:
- Prof. Dr. Ir. Hermanto Siregar, MSc (Ketua Umum PERHEPI, Guru Besar Institut Pertanian Bogor)
- Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE, MP (Guru Besar Universitas Riau)
- Dr. Ir. Bayu Krisnamurthi, MSi (Ketua IPB SDGs Network)
Informasi selengkapnya dapat dilihat pada http://semnascsspo2019.unja.ac.id/index.php/2019/09/01/keynote-speaker/